Kota Lama Semarang, Little Netherland
Kota Lama Semarang adalah suatu kawasan di Semarang
yang menjadi pusat perdagangan pada abad 19-20 . Pada masa itu, untuk
mengamankan warga dan wilayahnya, maka kawasan itu dibangun benteng,
yang dinamai benteng Vijhoek. Untuk mempercepat jalur perhubungan
antar ketiga pintu gerbang dibenteng itu maka dibuat jalan-jalan
perhubungan, dengan jalan utamanya dinamai : Heeren Straat. Saat
ini bernama Jl. Let Jen Soeprapto. Salah satu lokasi pintu benteng yang
ada sampai saat ini adalah Jembatan Berok, yang disebut De Zuider Por.
Kawasan Kota Lama Semarang disebut juga Outstadt. Luas kawasan ini
sekitar 31 hektare. Dilihat dari kondisi geografi, nampak bahwa kawasan
ini terpisah dengan daerah sekitarnya, sehingga nampak seperti kota
tersendiri, sehingga mendapat julukan "Little Netherland". Kawasan Kota
Lama Semarang ini merupakan saksi bisu sejarah Indonesia masa kolonial Belanda
lebih dari 2 abad, dan lokasinya berdampingan dengan kawasan ekonomi.
Di tempat ini ada sekitar 50 bangunan kuno yang masih berdiri dengan
kukuh dan mempunyai sejarah Kolonialisme di Semarang. ==Bangunan di Kota Lama Semarang==
Secara umum karakter bangunan di wilayah ini mengikuti
bangunan-bangunan di benua Eropa sekitar tahun 1700-an. Hal ini bisa
dilihat dari detail bangunan yang khas dan ornamen-ornamen yang identik
dengan gaya Eropa. Seperti ukuran pintu dan jendela yang luar biasa
besar, penggunaan kaca-kaca berwarna, bentuk atap yang unik, sampai
adanya ruang bawah tanah
Kota Lama Semarang merupakan citra visual yang menyajikan kemegahan arsitektur Eropa di masa lalu. Banyak berdiri Bagunan-bangunan kuno
nan eksotis dan megah peninggalan Kolonial Belanda, seakan menyimpan
segudang cerita yang tak kan pernah habis dikisahkan. Di sekitar Kota
Lama dibangun kanal-kanal air yang keberadaanya masih bisa disaksikan
hingga kini, meski tidak terawat. Hal inilah yang menyebabkan Kota Lama
mendapat julukan sebagai Little Netherland. Lokasinya yang terpisah
dengan lanskap mirip kota di Eropa serta kanal yang mengelilinginya
menjadikan Kota Lama seperti miniatur Belanda di Semarang.
Satu bangunan yang paling populer dan wajib dikunjungi saat mengunjungi Kota Lama Semarang yaitu Gereja Blenduk
yang sudah berusia lebih dari dua setengah abad. Gereja yang memiliki
nama asli Nederlandsch Indische Kerk dan masih digunakan sebagai tempat
ibadah hingga kini menjadi Landmark Kota Semarang.
Karena masyarakat pribumi yang kesulitan mengucapkan nama dalam
bahasa Belanda pun akhirnya menyebutnya blenduk karena memiliki atap
berbentuk kubah berwarna merah bata yang terbuat dari perunggu serta dua
menara kembar di depannya. Perubahan nama juga terjadi pada Jembatan Berok
yang dulu menjadi pintu gerbang menuju Kota Lama. Kata burg yang
berarti jembatan dilafalkan menjadi berok dan nama itu terus dipakai
hingga kini.
Di seberang Gereja Blenduk terdapat Gedung Kuno yang menjadi kantor
Asuransi yang biasa disebut sebagai Gedung Jiwasraya, di sebelah
baratnya untuk penggemar Wisata Kuliner terdapat Restoran Ikan Bakar Cianjur.
Tak kalah menarik dan menyimpan segudang cerita adalah Gedung Marabunta
dengan ornamen semut raksasa di atapnya, tempat ini pernah
dilangsungkan sebuah pertunjukan seorang spionase wanita cantik bernama
Matahari. Terdapat pabrik rokok indi yang bangunannya sangat terawat
dengan nuansa merah putih, Pabrik Rokok Praoe Lajar. Ada juga Stasiun Tawang dengan gaya arsitektur indis yang masih dioperasikan hingga sekarang. Di depannya terdapat Polder Air Tawang
yang berfungsi sebagai pusat pengendali banjir dan penampungan air
sebelum dialirkan ke laut. Bangunan bangunan lain yang berada di Kota
Lama Semarang ini antara lain: Gedung Marba, Kantor Pos Pusat, Samudera Indonesia, Djakarta Lloyd dan juga Titik Nol KM Semarang.
Sejarah Kota Lama: [Oleh Lopen Semarang]
Diawali dari penandatangan perjanjian antara Kerajaan Mataram dan VOC
pada 15 Januari 1678. Kala itu Amangkurat II menyerahkan Semarang kepada
pihak VOC sebagai pembayaran karena VOC telah berhasil membantu Mataram
menumpas pemberontakan Trunojoyo. Setelah Semarang berada di bawah
kekuasaan penuh VOC, kota itu pun mulai dibangun. Sebuah benteng bernama
Vijfhoek yang digunakan sebagai tempat tinggal warga Belanda dan pusat
militer mulai dibangun. Lama kelamaan benteng tidak mencukupi, sehingga
warga mulai membangun rumah di luar sebelah timur benteng. Tak hanya
rumah-rumah warga, gedung pemerintahan dan perkantoran juga didirikan.
Pada tahun 1740-1743 terjadilah peristiwa Geger Pacinan, perlawanan
terbesar pada kurun waktu kekuasaan VOC di Pulau Jawa. Setelah
perlawanan tersebut berakhir dibangunlah fortifikasi mengelilingi
kawasan Kota Lama Semarang. Setelahnya karena dianggap tidak sesuai
dengan perkembangan kota yang makin pesat, fortifikasi ini dibongkar
pada tahun 1824. Untuk mengenang keberadaan banteng yang mengelilingi
kota lama, maka jalan-jalan yang ada diberi nama seperti Noorderwalstaat
(Jalan Tembok Utara-Sekarang Jalan Merak), Oosterwalstraat (Jalan
Tembok Timur – Sekarang Jalan Cendrawasih), Zuiderwalstraat (Jalan
Tembok Selatan-Sekarang Jalan Kepodang) dan juga Westerwaalstraat (Jalan
Tembok Barat-Sekarang Jalan Mpu Tantular).
Peta dari kawasan Kota Lama Semarang pada tahun 1787. (sumber: atlasofmutualheritage.nl)
Kawasan Kota Lama Semarang mendapat julukan sebagai Little
Netherland. Lokasinya yang dikelilingi kanal-kanal dengan bangunan
berlanggam eropa menjadikan kawasan ini mirip sebuah kota laiknya yang
berada di Belanda. Pusat dari Kawasan Kota Lama berada di Taman
Srigunting, sebuah taman yang terletak di jantung Kawasan Kota Lama
Semarang. Dimasa lalu taman ini adalah sebuah lapangan bernama parade
plein, besar kemungkinan karena acap kali digunakan untuk parade militer
karena tak jauh dari sana terdapat sebuah barak militer. Sebelum
menjadi lapangan, taman ini memiliki fungsi sebagai kerkhof atau
pemakaman warga eropa, sebelum pada awal abad 19 kerkhof dipindah ke
daerah pengapon. Disekeliling taman srigunting terdapat
bangunan-bangunan dengan nilai arsitektur dan sejarah yang tinggi
seperti Gereja Blenduk, Gedung Marba, dan Gedung Jiwasraya.
Sumber By : http://seputarsemarang.com/kota-lama-semarang-little-netherland/
Tempat Wisata
0 komentar:
Posting Komentar